MENGEJUTKAN Ternyata Celine Dion  Alamai Gangguan Saraf Langka Ini, Apa Itu?

JAKARTA (SURYA24.COM)- Celine Dion, seorang penyanyi ikonik asal Kanada, telah memikat hati jutaan pendengar di seluruh dunia dengan suaranya yang indah dan emosional. Ia dianggap sebagai salah satu vokalis terhebat sepanjang masa dan telah mencetak sejarah dalam industri musik.

Lahir pada tanggal 30 Maret 1968 di Charlemagne, Quebec, Celine Dion menunjukkan bakat musiknya sejak usia dini. Ia memulai karirnya yang mengesankan sebagai seorang penyanyi remaja, dan pada usia 18 tahun, ia telah merilis beberapa album berbahasa Prancis yang sukses di Kanada. Namun, terobosan internasional Dion datang pada tahun 1990 dengan lagu tema film "Beauty and the Beast", yang membawanya memenangkan Academy Award dan Grammy Award pertamanya.

Kemudian, Celine Dion meluncurkan album berbahasa Inggris yang berjudul "Unison" pada tahun 1990, yang memperluas pengaruhnya secara global. Lagu-lagu hit seperti "The Power of Love" dan "Because You Loved Me" membawa dia ke puncak tangga lagu di seluruh dunia dan mendapatkan banyak penghargaan bergengsi. Suaranya yang kuat dan penuh emosi, dikombinasikan dengan interpretasi yang menggetarkan jiwa, membuatnya menjadi salah satu penyanyi yang paling dicintai dan dihormati di dunia musik.

Selama karirnya yang mengesankan, Celine Dion telah merilis lebih dari 25 album studio dan menjual lebih dari 200 juta rekaman di seluruh dunia. Ia telah memenangkan lebih dari 250 penghargaan, termasuk 5 Grammy Awards dan 2 Academy Awards. Keberhasilan Dion tidak hanya terbatas pada dunia musik, tetapi juga meluas ke panggung teater dengan residensi konser yang luar biasa di Las Vegas, yang dikenal sebagai salah satu pertunjukan paling sukses dalam sejarah.

Namun, kepopuleran dan kesuksesan Dion tidak hanya berkaitan dengan pencapaian musiknya, tetapi juga dengan kepribadiannya yang rendah hati dan semangatnya yang luar biasa. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia dengan dedikasinya terhadap seni, kepedulian sosialnya, dan kekuatan melalui masa-masa sulit, termasuk kehilangan suami dan manajernya yang tercinta.

Celine Dion adalah simbol kekuatan, ketekunan, dan bakat yang luar biasa dalam industri musik. Suaranya yang tak tertandingi, kemampuan vokal yang mengagumkan, dan pesonanya yang menghadirkan kesederhanaan dan kerendahan hati telah membuatnya menjadi salah satu ikon musik yang paling dihormati di dunia. Seiring berjalannya waktu, warisan Dion akan terus hidup dan memukau generasi mendatang, dan suaranya yang emas akan selalu menggetarkan jiwa kita.

Langka

Seperti diketahui Celine Dion membatalkan sisa jadwal tur dunianya karena kondisi kesehatannya yang belum juga stabil. Ia memang masih berjuang menghadapi penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) yang membuatnya mengalami kejang otot yang parah. Gangguan neurologis yang langka ini memengaruhi kemampuannya untuk berjalan dan bernyanyi, yang menjadi aktivitas utamanya selama ini. 

"Kejang mempengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasa," ungkapnya, lewat unggahan di Instagramm beberapa bulan lalu seperti dilansir kompas.com.

"Saya harus mengakui bahwa ini adalah perjuangan. Yang saya tahu hanyalah menyanyi, itulah yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya." 

Ia mengatakan sedang fokus menjalani pengobatan agar bisa kembali tampil bernyanyi di masa depan. Apa itu Stiff Person Syndrome (SPS) yang diderita Celine Dion? Menurut John Hopkins Medicine, Stiff Person Syndrome (SPS) adalah gangguan saraf langka yang memengaruhi satu atau dua dari sejuta orang. Penyakit ini terutama menyebabkan kekakuan otot yang progresif dan kejang yang menyakitkan.

 "Ini adalah penyakit yang ditandai dengan kekakuan otot progresif, kejang otot, kekakuan – biasanya pada otot punggung, khususnya punggung bagian bawah, serta kaki bagian atas," jelas Dr. Kunal Desai, seorang ahli saraf Yale Medicine dan asisten profesor dari neurologi yang berspesialisasi dalam penyakit neuromuskuler, dikutip dari USA Today.

"Itu bisa mempengaruhi otot lain, termasuk otot di lengan serta otot berbicara dan menelan. Tapi itu kurang umum," katanya. SPS termasuk penyakit yang menjadi ciri autoimun namun tergolong sangat langka karena menyerang 1-2 per satu juta orang. Stiff Person Syndrome (SPS) juga tidak bisa disembuhkan dan pengobatan hanya berfungsi mengurangi gejalanya meskipun risiko kematiannya juga sangat rendah. 

Belum diketahui pula penyebab pasti gangguan saraf ini namun riset membuktikan SPS terjadi akibat respons autoimun yang salah di otak dan sumsum tulang belakang. Desai menambahkan bahwa penderitanya biasanya berusia 20-50 tahun, meskipun tidak mustahil terjadi pada orang yang lebih muda dan lebih tua. 

"Penyakit ini juga dua sampai tiga kali lebih sering terjadi pada wanita," tambahnya. Baca juga: Apa Itu Penyakit Autoimun? Gejalanya Penyakit yang diderita Celine Dion ini memiliki beberapa gejala yang menonjol seperti kekakuan otot dan kejang otot, yang bisa dipicu stres emosional maupun rangsangan dari luar. Kejang otot tersebut bisa sangat parah sehingga orang tersebut mendadak jatuh.

 "Kita semua mengalami kejang otot, tetapi ini adalah kejang otot yang berada di luar kendali Anda hingga otot terkunci dan sangat kaku. Ada distonia truncal," jelas Dr. Robert Wilson, ahli saraf dan direktur Autonomic Center di Cleveland Clinic.

 "Tungkai bisa terlihat terdistorsi dan berkerut. Saya pernah melihat orang benar-benar mematahkan anggota tubuh dari itu," ungkapnya. 

Gejala ini dapat menyebabkan kesulitan berjalan, selain memicu kecacatan lainnya. Baca juga: Pertolongan Pertama Pada Orang Kejang Penderita SPS juga lebih cenderung mengalami depresi dan kecemasan yang sulit diprediksi karena  memiliki tingkat neurotransmitter GABA yang lebih rendah, yang mengatur kondisi mental tersebut.

Mereka juga takut keluar rumah karena rangsangan lingkungan seperti suara keras dapat memicu gejala penyakitnya. Gejala Stiff Person Syndrome (SPS) pada setiap pasien bisa sangat berbeda dan signifikan tergantung spektrum keparahannya.***